- Hubungi kontak kami sms/call 081 804 234 864 atau 085 210 356 960, mengenai info produk yang akan diorder dan alamat jelas beserta kode pos
- Setelah kami terima kami akan memberikan rincian harga dan ongkir (ongkos kirim)jika memang di perlukan.
- Pembayaran bisa cash bila berada di wilayah kami atau transfer bank bila diluar kota
Pupuk Organik Untuk GINSENG dengan produk Organik NASA
I. PENDAHULUAN
Trend 'back to nature' pada industri farmasi, kosmetika,
makanan dan minuman ringan, telah memacu peningkatan permintaan ginseng.
Tingginya permintaan tersebut perlu diimbangi dengan teknologi budidaya tanaman
yang memenuhi aspek K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian) seperti yang
telah diterapkan PT. NATURAL NUSANTARA.
II. SYARAT TUMBUH
- Diutamakan di lahan terbuka. Tanah gembur, kandungan bahan
organik tinggi, aerasi dan drainase baik.
- Keasaman (pH) tanah 5,5 - 7,2.
- Curah hujan 1000 -
2500 mm/th.
- Suhu berkisar 20ºC - 33ºC.
- Kelembaban 70% -
90%.
- Ketinggian tempat berkisar 0 - 1.600 dpl.
III. PENGOLAHAN TANAH
- Siapkan Natural GLIO (10 kemasan /ha) dicampur pupuk
kandang matang (25-50 kg/kemasan). Simpan dalam karung terbuka selama 1-2
minggu.
- Tebarkan dolomite / kapur pertanian (2-4 ton/ha) pada lahan
yang masih terbuka paling lambat 2 minggu sebelum tanam.
- Luku dan garu segera setelah dolomit disebarkan. Diamkan
sekitar 1 minggu.
- Buat bedengan membujur arah timur-barat, lebar bedengan
100-120 cm, tinggi 40-60 cm. Jarak antar bedengan 40-50 cm. Diamkan sekitar 1
minggu.
- Buat parit mengelilingi lahan lebar 40-50 cm, kedalaman
50-60 cm.
- Setelah 1 minggu, gemburkan permukaan bedengan secukupnya.
- Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang merata
pada permukaan tanah.
- Tambahkan pupuk kandang matang 20-40 ton/ha merata pada
permukaan bedengan. Jika tidak ada pupuk kandang, penggunaan POP SUPERNASA, POC
NASA dan HORMONIK dapat menggantikannya.
- Siapkan larutan induk POP SUPERNASA (1 botol/3 liter air),
aduk hingga larut. Dosis POP SUPERNASA 5 botol/ha jika pakai pupuk kandang
sesuai dosis anjuran atau 10 botol/ha jika tidak pakai pupuk kandang. Dari
larutan induk POP SUPERNASA 3000 cc atau 3 liter, diambil 200 - 300 cc dicampur
dengan 0,25 kg NPK majemuk lalu dilarutkan
atau diencerkan dalam 50 liter air.
- Dari hasil 50 liter tersebut siramkan pada permukaan
bedengan, caranya pakai gembor 10 liter / ± 8 m panjang bedengan.
Atau 200 - 300 cc/lubang tanam.
- Tebarkan hasil campuran Natural GLIO dan pupuk kandang
merata di permukaan bedengan. Atau dalam setiap lubang tanam.
IV. PEMBIBITAN DAN PENANAMAN
- Diutamakan pakai
bibit dari setek batang.
- Gunakanlah induk tanaman sehat, tidak terindikasi gejala
serangan hama dan penyakit, umur tidak terlalu muda dan terlalu tua, segar dan
tidak layu, warna cerah/mengkilap.
- Bibit hasil setek diistirahatkan/disimpan di tempat lembab
selama 2 - 4 hari.
- Sebelum tanam, pangkal bibit dipotong miring ±
45º menggunakan pisau tajam dan bersih.
- Pangkal bibit direndam 20-30 menit dalam larutan POC NASA
(1-2 ttp) + HORMONIK (0,5-1 ttp) + 1-2 sendok makan Natural GLIO per 10 liter
air.
- Bibit dikeringanginkan ± 1-2 jam.<br>
- Penanaman dilakukan sore hari, jarak tanam 50 x 60 cm atau
60 x 70 cm.
V. PEMELIHARAAN TANAMAN
Penyiraman
Pemberian air tidak boleh berlebihan ataupun kekurangan. Usia
0 - 21 hst (hari setelah tanam) disiram tiap hari secukupnya. Sejak usia
±100 hst penyiraman dikurangi atau dihentikan.
Penyulaman Jika diperlukan, hingga 15 hst.
Pemupukan susulan ;
Pengocoran larutan pupuk : NPK majemuk 0,25 kg + 50 liter
air. Berikan 200-300 cc/lubang tanam setiap 2 minggu sekali hingga usia 100
hst.
Penyemprotan pupuk lewat daun dilakukan 1 minggu sekali
hingga 100 hst, pakai 3 - 5 tutup POC NASA + 1-2 tutup HORMONIK dalam tangki 14
atau 17 liter.
Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan
Dilakukan bersamaan setiap 2 minggu sekali terutama pada usia
14 - 65 hst.
Perempelan I
Pada 20 hst disisakan 2-3 batang utama. Perempelan
selanjutnya adalah perempelan tunas ketiak daun setiap 2 minggu sekali hingga
usia 65 hst.
VI. HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
4.1. Hama
4.1.1. Bekicot
Biasanya aktif pada
malam hari, dan perlu diwaspadai keberadaannya. Pengendalian dengan cara
dikumpulkan dan dimusnahkan.
4.1.2. Ulat
Banyak jenis ulat yang menyerang pada ginseng terutama ulat
grayak (Spodoptera sp.), Ulat penggulung daun (Lamprosema sp.), dan ulat jenis
lainnya. Pengendalian dengan cara mematikan ulat, semprot Vitura atau Pestona
dan alternative terakhir dengan Insektisida kimia.
4.1.3. Uret/Lundi
Hama ini menyerang akar bahkan bisa ke umbi sehingga tanaman
lama kelamaan bisa layu dan akhirnya mati. Pada saat tanam bisa ditaburkan
insektisida granular di sekeliling tanaman
4.2. Penyakit
4.2.1. Penyakit Busuk Leher Batang
Penyebabnya jamur Phytium sp. atau Sclerotium sp. Biasanya di
awal tanam ginseng mengalami pembusukan yang disebabkan oleh kelembaban tanah
yang berlebihan. Leher batang atau pangkal batang tampak berwarna kelabu atau
kecoklatan, lunak kebasahan dan melekuk ke dalam. Jamur ini dapat menjalar ke
bagian umbi, lama-kelamaan daun tampak layu. Pengendalian dengan cara
pengaturan drainase, kebun tidak becek dan tidak lembab. Sejak awal sebelum
tanam gunakan Natural GLIO.
4.2.2. Penyakit Busuk Umbi
Penyebabnya jamur Phythopthora sp. Gejalanya daun yang
mulanya hijau berubah menjadi kuning. Lama kelamaan menjalar hingga menyebabkan
kematian. Bila tanaman dicabut pada pangkal umbi/batang tampak bulu-bulu putih
yang kemudian berubah menjadi bulat-bulatan dan akhirnya berubah menjadi coklat
tua sampai hitam. Pengendalian gunakan Natural GLIO sebelum tanam, jaga
kelembaban tanah dan alternative terakhir dengan fungisida sistemik
4.2.3. Penyakit Layu
Bisa disebabkan jamur Fusarium sp. atau bakteri Pseudomonas
sp. Tetapi kebanyakan disebabkan oleh jamur Fusarium. Mulanya tulang daun
menguning, kemudian menjalar ke tangkai daun dan akhirnya daun menjadi layu.
Pengendalian dengan cara sebarkan Natural GLIO sebelum tanam dan celupkan stek
sebelum tanam ke dalam POC NASA dicampur Natural GLIO.
VII. PANEN
- Tanaman Ginseng dipanen umur 4 - 5 bulan tergantung
pertumbuhan dan keadaan umbi. Cirinya; batang semula hijau berubah merah, daun
menguning dan mulai rontok, berbunga dan mengeluarkan biji, umbi bila didangir
sudah cukup besar (diameter diatas 1 cm).
- Pemanenan pada pagi hari saat kondisi cerah, tidak hujan
dan daun tidak berembun lagi, tanah kering.
- Umbi dipanen sekaligus dengan menggunakan garpu tanah untuk
menggemburkan permukaan tanah.
- Sebelum umbi dicabut pangkal batang tanaman dipangkas dan
dipisahkan dari batang serta daunnya. Pencabutan umbi harus dilakukan
hati-hati, jangan sampai umbinya putus dan tertinggal dalam tanah. Umbi yang
telah dicabut dibersihkan dan dibawa ke tempat teduh untuk penyortiran.
Next
« Prev Post Previous
Next Post »
« Prev Post Previous
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.