Sampai saat ini, tingkat produksi tanaman kubis baik secara kuantitas maupun kualitas masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan antara lain karena tanah sudah miskin unsur hara, pemupukan yang tidak berimbang, organisme pengganggu tanaman, cuaca dan iklim. PT. Natural Nusantara sebagai perusahaan yang peduli terhadap permasalahan pertanian dan kelestarian lingkungan berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas serta memelihara kelestarian lingkungan (K-3). Sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas (globalisasi ).
- Tanaman
dapat ditanam sepanjang tahun
- Tumbuh
dan berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl. ke atas, curah
hujan hujan cukup dan temperatur udara (15- 20) Celcius.
- Jenis
tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur ringan atau sarang serta pH 6 -
6,5.
- Bersihkan
gulma dan sisa-sisa tanaman untuk menekan serangan penyakit terbawa tanah
seperti akar bengkak, busuk lunak, rebah semai, dll. dengan cara dicabut
dan dikumpulkan lalu dibakar atau bisa dijadikan kompos
- Jangan
menanam tanaman kubis-kubisan secara terus menerus dan lakukan pergiliran
tanaman
- Lahan
dicangkul dan dibajak sedalam 20-30 cm
- Berikan
Dolomit atau CAPTAN kira-kira 2 ton/ha jika pH < 5,5 dengan cara tanah
dan kapur diaduk rata dan dibiarkan 2 minggu
- Siramkan
pupuk SUPERNASA atau POC NASA yang telah
dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis 1-2 botol/1000
m².
- Jika
tersedia pupuk kandang dapat diberikan kira-kira 0,25 -
0,5 kg per lubang tanam
- Media
persemaian terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang (kompos) halus
dengan perbandingan 1:1 dan ditambah 100 gr (1 sachet) Natural
GLIO untuk 25 kg pupuk kandang
- Benih
direndam dalam air hangat + POC NASA dosis 2
cc/lt air selama 0,5 - 1 jam lalu diangin-anginkan
- Sebarkan
benih secara merata dan teratur lalu ditutup daun pisang selama 3-4 hari
- Semprotkan POC
NASA seminggu sekali dengan dosis 3 tutup/tangki
- Lakukan
penyiraman setiap hari dengan gembor
- Persemaian
dibuka setiap pagi sampai jam 10.00 dan sore mulai pukul 15.00
- Amati bibit kubis yang terserang penyakit tepung berbulu (Peronospora parasitica) atau ulat daun pada daun pertama, dipetik dan dibuang daun yang terserang
- Jarak
tanam jarang 70 x 50 cm atau jarak tanam rapat 60 x 50 cm
- Bibit
yang telah berumur 3 - 4 minggu memiliki 4 - 5 daun siap ditanam
- Pupuk
dasar diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha
Urea, 175 kg/ha ZA dan 100 kg/ha KCl.
- Pupuk
dasar dicampur secara merata lalu diberikan pada lubang tanam yang telah
diberi pupuk kandang, kemudian ditutup kembali dengan tanah.
- Buat
lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam
- Pilih
bibit yang segar dan sehat
- Tanam
bibit pada lubang tanam
- Bila
bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
- Bila
bibit disemai pada polibag plastik, keluarkan bibit dari polibag lalu baru
ditanam
- Bila
disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari
batang sedalam 5 cm dengan solet (sistem putaran)
- Setelah
ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
- Kubis
dapat ditumpangsarikan dengan tomat dengan cara tanam : 2 baris
kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum kubis
- Penyiraman
dilakukan tiap hari pada pagi atau sore hari
- Pemupukan
susulan dilakukan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha
ZA dan 100 kg/ha KCl
- Penyemprotan POC
NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1
tutup/tangki dilakukan setiap 7-10 hari sekali.
- Penyiangan
(penggemburan dan pembubunan tanah) dilakukan pada umur 2 dan 4 minggu
- Perempelan
cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin supaya
pembentukan bunga optimal
- Hama
yang menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon
Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat crop kubis (Crocidolomia
binotalis Zell.), Ulat crop bergaris (Hellula undalis, F.)
- Lakukan
pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama tersebut mulai kubis umur
13 hari. Populasi tertinggi terjadi pada awal musim kemarau
- Pengendalian;
kumpulkan dan musnahkan secara mekanik, sanitasi lingkungan.
- Tanaman
muda yang mati karena penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.)
dicabut, kemudian disulam dengan tanaman baru yang sehat, tambahkan Natural
GLIO pada lubang tanam.
- Penyemprotan POC
NASA 3 - 4 tutup/tangki ditambah HORMONIK 1
tutup/tangki dilakukan setiap 7-10 hari sekali.
- Penyiangan
secara manual dengan tangan perlu dilakukan sampai kira-kira satu minggu
sebelum panen
- Lakukan
pengamatan lebih intensif terhadap hama yang merusak berat pada fase ini
yaitu; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) dan Ulat crop kubis (C.
binotalis), biasanya Pebruari- Maret
- Serangan
hama menjelang panen tidak perlu dikendalikan (secara kimia)
- Untuk
pencegahan serangan hama lebih baik semenjak awal tanam rutin disemprot PESTONA dan
jika terjadi serangan hama dapat digunakan PENTANA + AERO 810.
- Kubis
dipanen setelah berumur 81- 105 hari
- Ciri-ciri
kubis siap panen bila tepi daun crop terluar pada bagian atas crop sudah
melengkung ke luar dan berwarna agak ungu, crop bagian dalam sudah padat.
- Pada
saat panen diikursertakan dua helai daun hijau untuk melindungi crop
- Jangan
sampai terjadi memar atau luka
- Amati
penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) dan Busuk Hitam (Xanthomonas
camprestris)
- Daun-daun
kubis yang terinfeksi harus dibuang.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.