Cara sukses budidaya ikan patin
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan dan budi daya ikan patin adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.
- Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
- Apabila pembesaran patin dilakukan dengan jala apung yang dipasang disungai maka lokasi yang tepat yaitu sungai yang berarus lambat.
- Kualitas air untuk pemeliharaan ikan patin harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
- Suhu air yang baik pada saat penetasan telur menjadi larva di akuarium adalah antara 26–28 derajat C. Pada daerah-daerah yang suhu airnya relatif rendah diperlukan heater (pemanas) untuk mencapai suhu optimal yang relatif stabil.
- PH air berkisar antara: 6,5–7.
- Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain.
- Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium.
- Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi.
- Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana.
- Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur.
- Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
- Pada
kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin
ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan
produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan makanan
alami sebanyak-banyaknya. Pemakaian Produk Nasa berupa TON ditambah
50% pupuk kimia dasar yang biasa di gunakan.
- TON di tebarkan di saat proses pengeringan
air kolam, lalu setelah 3-5 hari masukkan air setinggi 5 – 10 cm, kemudian
endapkan selama 1 minggu.
- Setelah
1 minggu tambahkan air menjadi 30 cm dan selanjutnya masukkan ke dalamnya TANGGUH PROBIOTIK. Biarkan selama 3
hari.
- Kolam
siap di masukkan benih ikan.
- Faktor
yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor pemberia
makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya
ikan patin adalah dari aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi
pemberin makanan.
- Pemberian
makan dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) dengan ditambahkan Produk
Nasa yang berupa VITERNA + POC NASA + HORMONIK. Untuk pemberian Pakan +
Produk Nasa disaat pagi hari saja. Jumlah makanan yang diberikan per hari
sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan.
- Jumlah
makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan
ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan
contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (sampel).
- Pakan yang diberikan adalah pelet dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya pemeliharaan.
- VITERNA Plus menggunakan teknologi asam amino yang diciptakan dengan pendekatan fisiologis tubuh ikan, yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang dibutuhkan ikan.
- POC NASA yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ikan, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan bobot harian ikan, meningkatkan ketahanan tubuh ikan, mengurangi kadar kolesterol daging. Sedangkan
- HORMONIK lebih berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh bagi ikan. Di mana formula ini akan sangat membantu meningkatkan pertumbuhan ikan secara keseluruhan.
- Salah
satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan
penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam
hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular
air, dan burung.
- Cegah
akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan
si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar
lampu.
- Penyakit
ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi
adalah penyakit yang timbul akibat adanya gangguan faktor yang bukan
patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat
infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
- Pemanenan
adalah saat yang ditunggu pada budidaya ikan patin. Meski terlihat
sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan
tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang jika
budidaya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya karena
cara panen yang salah.
- Penangkapan
ikan dengan menggunakan jala apung akan mengakibatkan ikan mengalami
luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir kemudian
bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong maka ikan patin akan
terpojok pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan
tetap mendapatkan air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari.
- Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini.
- Hubungi kontak kami sms/call 0852.1035.6960 | 081.804.234.864, mengenai info produk yang akan diorder dan alamat jelas beserta kode pos
- Setelah kami terima kami akan memberikan rincian harga dan ongkir (ongkos kirim)jika memang di perlukan.
- Pembayaran bisa cash bila berada di wilayah kami atau transfer bank bila diluar kota
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.