JENIS
- JENIS BURUNG PUYUH
- Kelas
: Aves (Bangsa Burung)
- Ordo
: Galiformes
- Sub
Ordo : Phasianoidae
- Famili
: Phasianidae
- Sub
Famili : Phasianinae
- Genus
: Coturnix
- Species
: Coturnix-coturnix Japonica
MANFAAT
DARI BUDIDAYA BURUNG PUYUH
- Telur
dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
- Bulunya
sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
- Kotorannya
sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai
pupuk tanaman
PERSYARATAN
LOKASI
- Lokasi
jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
- Lokasi
mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur
pemasaran
- Lokasi
terpilih bebas dari wabah penyakit
- Bukan
merupakan daerah sering banjir
- Merupakan
daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.
PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
1.
Penyiapan Sarana dan Peralatan
A.
PERKANDANGAN
Dalam
sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang
ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C, kelembaban kandang berkisar
30-80%, penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan
malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata
letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam
kandang.
Model
kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter
(lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat
diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari
sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.
Adapun
kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
1).
Kandang untuk induk pembibitan
Kandang
ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur
yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai
dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasa membutuhkan
luas kandang 200 m2.
2).
Kandang untuk induk petelur
Kandang
ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai
bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih
besar tetapi bisa juga sama.
3).
Kandang untuk anak puyuh/umur stater (kandang indukan)
Kandang
ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu
hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga
agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan
mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat
pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100
cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
4).
Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
Bentuk,
ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas
kandang biasanya berupa kawat ram.
B.
PERALATAN
Perlengkapan
kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat
obat-obatan.
2.
Penyiapan Bibit
Yang
perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3
(tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum)
dan pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan, yaitu:
- Untuk
produksi telur konsumsi, dipilih
bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
- Untuk
produksi daging puyuh, dipilih
bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
- Untuk
pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih
bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat
yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.
3.
Pemeliharaan
A.
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Untuk
menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan
kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
B.
Pengontrolan Penyakit
Pengontrolan
penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat
terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter
hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
C.
Pemberian Pakan
Ransum
(pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa
bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka
usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya.
Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan
puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari.
Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
PT.
NATURAL NUSANTARA mengeluarkan suplemen khusus ternak yaitu VITERNA Plus dan POC NASA. Produk-produk ini
menggunakan teknologi asam amino, mineral dan vitamin yang diciptakan dengan
pendekatan fisiologis tubuh puyuh yaitu dengan meneliti berbagai nutrisi yang
dibutuhkan puyuh.
VITERNA
dan POC NASA mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan puyuh yaitu :
- Asam-asam
amino esensial, yaitu Arginin,
Hiistidin, Leusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh,
pembentuk sel dan organ tubuh.
- Vitamin
lengkap yang berfungsi untuk
berlangsungnya proses fisiologis tubuh yang normal dan meningkatkan
ketahanan tubuh itik petelur dari serangan penyakit.
- Mineral-mineral
lengkap yaitu N, P, K, Ca, mg , Cl
dan lain-lain sebagai penyusun tulang, darah dan berperan dalam sintesis
enzim untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh.
Cara
penggunaannya adalah dengan mencampur/mengoplos VITERNA Plus dan POC NASA menjadi
satu botol terlebih dahulu. Kemudian dicampurkan pada air minum dengan dosis : 1
tutup botol campuran VITERNA Plus dan POC NASA untuk sekitar 10 liter
air minum dan diberikan setiap 3 hari sekali, terutama pada pagi hari. Air
minum diberikan tidak terbatas, jika sudah habis harus diisi kembali. Gunakan
air yang bersih, bebas dari logam dan mikroorganisme. Tempat penampungan air
pun tidak terbuat dari bahan yang mudah berkarat.
Keunggulan
dan manfaat pemberian VITERNA dan POC NASA pada
burung puyuh adalah :
- Berasal
dari bahan alami/organik, bukan dari bahan-bahan kimia atau
sintetik,
- Mampu
menggantikan pemberian vitamin dan mineral kimia/sintetik,
- Meningkatkan
nafsu makan,
- Mengurangi
kestresan pada ayam, baik pada saat masuk kandang pertama kali, setelah
ayam divaksinasi atau saat ayam dalam proses pengobatan,
- Mengurangi
bau kotoran,
- Meningkatkan
kesehatan ayam,
- Mempercepat
waktu pertama bertelur di mana pada burung puyuh umur 30 hari sudah mulai
bertelur,
- Angka
kematian : 3% – 5%,
- Cangkang
telur lebih kuat dan tidak mudah pecah.
D.
Pemberian Vaksinasi dan Obat
Pada
umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam.
Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum
(peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala
sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko
peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.
HAMA
DAN PENYAKIT
1.Quail
enteritis)
Penyebab:
bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul
pearadangan pada usus. Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan
kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat. Pengendalian: memperbaiki tata
laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah
terinfeksi.
2)
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala:
puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata
ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik
adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar
virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2)
pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang
mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada
obatnya.
3)
Berak putih (Pullorum)
Penyebab:
Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular. Gejala: kotoran
berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap
lemah menggantung. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
4)
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala:
tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam
menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga
litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut;
Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline,
amprolium, cxaldayocox
5)
Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab:
Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin. Gejala:
imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki,
mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah. Pengendalian:
vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
6)
Quail Bronchitis
Penyebab:
Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular. Gejala: puyuh
kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan
hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak
terpuntir. Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang
memadai.
7)
Aspergillosis
Penyebab:
cendawan Aspergillus fumigatus. Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan,
mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
8)
Cacingan
Penyebab:
sanitasi yang buruk. Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah. Pengendalian:
menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
panduan
pedoman cara budidaya ternak puyuh petelur poc nasa viterna hormonik
distributor nasa natural nusantara
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.